PONTIANAK - Keseriusan Pemerintah Kota Pontianak dalam penyusunan Rencana Aksi Perubahan Iklim membuat Wali Kota Pontianak, Edi Kamtono didapuk jadi pembicara dalam forum iklim dunia InfoPoint Conference 'Strengthening Asian Cities: Capacity for Robust Climate Action Planning' yang digagas Global Covenant of Mayors for Climate and Energy (GCoM) Southeast Asia, Kamis (7/11/2022). Kota Pontianak memang menjadi satu dari empat kota percontohan GCoM di Indonesia.
Kepala Bappeda Kota Pontianak, Sidig Handanu yang mendampingi Wali Kota Pontianak, menjelaskan dalam kesempatan itu, Edi Kamtono bercerita banyak perihal penyusunan Rencana Aksi Perubahan Iklim dan bagaimana implementasinya ke depan. Penyusunan rencana aksi itu sendiri dimulai sejak Januari 2022 dengan melibatkan akademisi, praktisi, lembaga swadaya masyarakat dan media. Dimotori Bidang Litbang Bappeda Kota Pontianak dan Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak, kini prosesnya sudah dalam tahap penyusunan rencana aksi.
Ada beberapa hal yang menjadi fokus Kota Pontianak dalam aksi iklim tersebut. Di antaranya pengolahan limbah, energi terbarukan dan membangun kota yang tahan terhadap genangan dan dampak kebakaran lahan. Di mana beberapa kegiatan sebenarnya sudah dijalankan. Seperti penambahan ruang terbuka hijau, penggunaan energi terbarukan untuk energi listrik, pengurangan volume sampah ke TPA Batulayang dengan penambahan bank sampah dan pengelolaan sampah menjadi kompos, serta berbagai intervensi penanganan kebakaran lahan.
Dalam mewujudkan rencana dan target tersebut, Pemerintah Kota Pontianak akan meneruskan kolaborasi dengan komunitas, lembaga swadaya masyarakat, swasta, masyarakat secara luas, akademisi dan pemerintah provinsi. Namun, Pemkot Pontianak juga membuka ruang apabila ada pihak atau lembaga luar negeri yang membantu mewujudkan rencana tersebut.
"Saat ini Kota Pontianak juga tengah membangun Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat. Sedang untuk level akar rumput, kami akan memperbanyak dan memperkuat Kampung Iklim yang berbasis komunitas," tambah Kepala Bappeda.
Dia mengatakan isu lingkungan dan perubahan iklim memang menjadi fokus dalam pemerintahannya. Hal itu tertuang dalam visi 'Pontianak Kota Khatulistiwa, Berwawasan Lingkungan, Cerdas dan Bermartabat'. Turunan progamnya pun tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Pontianak tahun 2020-2024.
"Dalam rencana pembangunan tahun 2023, Pemerintah Kota telah mengalokasikan anggaran untuk meningkatkan pengelolaan sampah secara keseluruhan melalui Dinas Lingkungan Hidup, mengacu pada Rencana Pembangunan Tahunan (RKPD) Kota Pontianak 2023. Kami juga telah menjalin kerja sama dengan swasta untuk pengolahan sampah menjadi energi listrik," terangnya.
Selain Wali Kota Pontianak, forum tersebut juga menampilkan Wali Kota Yosano, Jepang, Toma Yamazoe; perwakilan Malaysia, Safwan Shaari; dan perwakilan Kementerian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Vietnam, Nguyen Sy Linh.
Sumber : Website Bappeda Kota Pontianak